TOP NEWS

Sabtu, 27 Oktober 2012

Pola Hidup Rasulullah

Dalam berbagai aktifitas dan pola kehidupannya, Rasulullah memang sudah di rancang oleh Allah SWT sebagai contoh teladan yang baik (al uswah hasanah) bagi semua manusia. Teladan ini mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk dalam pola makan. 
Sepintas maslaah makan ini tampak sederhana, tapi dengan pola makan yang dicontohkan Rasulullah, beliau terbukti memiliki tubuh yang sehat, kuat dan bugar. Bahkan, berbagai riwayat shahih menjelaskan bahwa Rasulullah sanggup membanting Rukanah beberapa kali dalam sebuah pertarungan gulat, padahal Rukanah adalah juara gulat Mekkah yang saat itu tak terkalahkan.
Ketika Kaisar Romawi mengirimkan bantuan dokter ke Madinah ternyata selama setahun dokter tersebut kesulitan menemukan orang yang sakit. Dokter tsb bertanya kepada Rasulullah tentang rahasia kaum muslimin yang sangat jarang mengalami sakit. Rasulullah bersabda: ‘Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali sudah betul betul lapar dan apabila makan, kami berhenti sebelum kekenyangan’ (Al hadist*)

Aktifitas Rasulullah yang padat dengan dakwah dan perjuanganmenegakkan agama yang masih muda ini, sehingga tiap menit dalam kehidupan Rasulullah selalu di isi dengan kegiatan yang produktif.
Rasulullah hampir tidak pernah bermalas malasan, berbicara tanpa tujuan atau pun tidur yang melebihi batas. Siang dan malam waktu bleiau dipadati oleh urusan dakwah dan perjuangan. Aktifitas yang sarat beban ini harus di dukung oleh kondisi fisik yang prima. Dan Alhamdulillah, Rasulullah selalu dalam keadaan sehat dan hanya mengalami dua kali sakit selama hidupnya. Pertama, ketika di racun oleh seorang wanita Yahudi yang menghidangkan makanan kepada Rasulullah di Madinah. Kedua, menjelang wafatnya. 
Para ahli kesehatan menilai gaya hidup Rasulullah dalam mengkonsumsi makanan, memberikan pengaruh besar terhadap kondisi kesehatan beliau. Kecerdasan Rasulullah dalam memilih menu makanan dan mengatur pola konsumsi telah menentukan tingkat kesehatan beliau.
Akhir akhir ini dunia medis baru menyadari bahwa ternyata pola makan merupakan faktor penentu dari penyakit2 yang di derita manusia. Kebanyakan penyakit disebabkan oleh kacaunya pola makan, dan begitu pula faktor penyembuhan penyakit seringkali ditentukan dari pola makan seseorang. Itulah sebabnya sekarang pola makan menjadi bagian dari obat dan penyembuhan. 
Selama ini dikenal dua bentuk pengobatan, yaitu:
1. Pengobatan sebelum terjangkit penyakit, yang sering di sebut pencegahan (preventif/ Ath thib Al wiqo’i)
2. Pengobatan setelah terjangkit penyakit (ath thib al ‘ilaji)
Dengan mencontoh pola makan Rasulullah, kita sebenarnya sedang menjalani terapi pencegahan penyakit dengan makanan (attadawi bil ghidza). Hal ini jauh lebih baik dan murah daripada kita harus berhubungan dengan obat obat kimia senyawa sintetik yang hakekatnya adalah racun. Berbeda dengan pengobatan alamiah Rasulullah melalui makanan dengan senyawa kimia organik.

0 komentar: